Selasa, 25 September 2007

The Shanghai Scramble

Punya Fadli

1 kalimat:

Persaingan dalam merekrut pegawai asal China membuat sebuah perusahaan multinasional, Cisco, melakukan dua cara merekrut pegawai baru, dengan “memburu” pegawai terbaik di perusahaan lain dan membuat program perekrutan pegawai baru yang kurang berpengalaman (kindergarten class), dan untuk mempertahankan pegawainya Cisco memperhatikan hal-hal kecil yang membuat pegawai nyaman untuk bekerja.

lebih dari 1 kalimat:

Banyaknya perusahaan multinasional asing yang memasuki China untuk membuka usaha ataupun mengadakan riset membuat banyak lulusan perguruan tinggi terkemuka China mendapatkan tawaran yang menggiurkan untuk bekerja, sebagai contoh, Chen 25 tahun, setelah lulus dengan gelar master ia mendapatkan tawaran dari Cisco System, Intel, dan Royal Philips Electronic, kemudian ia memilih untuk bekerja di Cisco (alasannya, Chen menyukai bersepeda dan jarak kantor dari rumahnya dapat ditempuh 10 menit bersepeda, hal tersebut membuatnya nyaman). Begitu ketatnya kompetisi dalam mencari pegawai di China membuat Jan Gronski –managing director of Cisco’s Shanghai research center– memperhatikan hal-hal kecil agar para pegawainya senang bekerja di Cisco (salah satunya dengan mengatur bus yang terjadwal untuk mengantar pulang-pergi pegawai mereka ke stasiun kereta bawah tanah). Dan untuk mencari pegawai baru, salah satu cara yang Gronski lakukan adalah dengan “berburu” pegawai terbaik di perusahaan multinasional lain (Gronski melakukannya ketika merekrut Chris Dong –orang no.2 Gronski– dari Microsoft). Cara lain Gronski untuk mencari pegawai baru Cisco dengan menyewa tenaga kerja muda yang mempunyai talenta tetapi tidak berpengalaman, kemudian melatih mereka secara internal (Gronski menyebutnya sebagai management kindergarten class) maka bersama Dong, Gronski membuka “Cisco Clubs” di tiga universitas di China.

Tidak ada komentar: