---------------Harap yang young survivors di upload di post baru-------------------
Punya Harumi:
Dalam satu kalimat :?>?>?>?>?>?>?>?>?>?>
Peran generasi muda kelas menengah Cina sebagai calon pemimpin dalam menentukkan sistem pemerintahan, komunis ataukah demokrasi.
Dalam enam kalimat :
Enam orang sahabat dari generasi muda kelas menengah Cina disebuah restoran seafood sedang membicarakan banyak hal, kecuali politik. Hal ini membedakan generasi muda saat ini dengan generasi sebelumnya, ketika kehidupan mereka terbentuk karena peristiwa kepahlawanan yang membentuk Cina setengah abad yang lalu separti revolusi budaya, pembukaan diri terhadap negara barat, protes siswa di Tiananmen square, dan supresi yang berkelanjutan. Saat ini terdapat kurang lebih 300 juta orang dewasa di Cina yang berumur dibawah 30 tahun, memberikan banyak keuntungan terhadap negara, dengan meningkatnya pendapatan perbulan sebesar 34% pada tiga tahun belakangan ini -berdasarkan survey yang dilakukan credit Suisse first boston- berdampak pada kebijakan luar negeri negara lain. Sinologist negara barat sudah memprediksi bahwa meningkatnya ekonomi di Cina akan merubahnya menjadi negara demokrasi, namun hal tersebut belum tentu tercapai karena generasi muda Cina saat ini sangat positif tentang pemerintahan dan mereka sangat bangga dengan apa yang telah dicapai Cina saat ini, menurut P.T. Black yang melakukan riset untuk jigsaw internasional. Beberapa hal yang membuat generasi muda Cina kurang peduli dengan politik adalah; kebijakan satu anak pada tahun 1978, membuat generasi muda saat ini lebih terfokus pada konsumerisme, video games, internet, namun mereka juga menjadi lebih berpendidikan daripada generasi sebelumnya; Mao campaign di akhir tahun 1950-an menyebabkan 20-30 juta orang meninggal karena kelaparan; chaos yang terjadi karena revolusi budaya. Generasi muda Cina dibawah 30 tahun yang pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat sebesar 61% menjadi 500 juta atau setara dengan keseluruhan populasi di Eropa, oleh pemerintah dibuat senang dengan berbagai kebijakan, salah satunya adalah kepemilikan properti, namun mereka lebih condong kepada kelas menengah dan menyampingkan kepemilikan tanah petani, hal ini dapat membuat Cina terpecah.
PUNYA LORA:
Punya Naim:
Artikel yang menggunakan judul “
Artikel
Punya Tisa:
enam kalimat:
Generasi penerus bangsa China yang sekarang berusia sekitar 30 tahunan—China’s me generation—adalah generasi yang bahagia dan kaya, penyumbang terbesar kemajuan ekonomi di China tetapi berorientasi pada diri sendiri serta menjalani kehidupan tanpa memikirkan unsur politik. Generasi ini tidak tertarik dalam hal politik, khususnya demokrasi, karena mereka hidup pada saat kondisi perekonomian di China sedang booming, hidup mereka telah mapan, tenang dan mereka juga telah lelah dengan berbagai cerita buruk tentang demokrasi yang mereka dengar dari orangtuanya. Namun ketidakpedulian generasi ini terhadap kondisi politik di China—yang berdampak pada kebijakan luar negeri China—tentu saja mengundang sorotan, baik dari pihak pemerintah China maupun dari luar China. Para pengamat mengatakan bahwa penolakan generasi ini terhadap politik memang masuk akal, selama China masih mengalami masa-masa baik seperti sekarang ini. Pertanyaannya sekarang adalah apakah yang akan terjadi pada generasi ini—dan juga China—ketika masa kejayaan China berakhir. Oleh karena itu, tantangan terbesar bagi China sekarang ini adalah mengambil keputusan untuk mulai mendorong terjadinya reformasi di bidang sosial dan politik yang diperlukan untuk menjamin stabilitas dan kejayaan negara ini dalam waktu yang panjang.
satu kalimat:
Artikel dalam satu kalimat:
Di balik kehidupan mereka yang mapan dan gaya, generasi muda China saat ini ternyata memiliki keacuhan terhadap masalah politik di negara mereka.
Artikel dalam 6 kalimat:
Prediksi James Mann, pengarang The China Fantasy, bahwa China, dengan didukung oleh kemajuan perekonomiannya, akan mengalami masa demokrasi dipatahkan oleh kenyataan gaya hidup generasi muda China saat ini yang mapan- berjumlah sekitar 300 juta orang dengan peningkatan income sebesar 34 % selama 3 tahun terakhir- tetapi tidak mempedulikan permasalahan politik di negara mereka. Beberapa hal yang dianggap menjadi penyebab keacuhan China Me’s Generation, sebutan untuk generasi muda China yang berusia 20-29 tahun tersebut, adalah: masalah demografi, yang disebabkan oleh kebijakan satu-anak pada tahun 1978, keterbukaan China terhadap budaya-budaya barat, dan kelelahan dalam berkecimpung di dunia politik yang sudah banyak diceritakan orang tua mereka sejak masih kecil tetapi tidak mereka alami sendiri. Jumlah mereka yang banyak (pada tahun 2015 diprediksi jumlah generasi muda di bawah 30 tahun akan meningkat menjadi 500 juta orang atau 61 % dari keseluruhan penduduk China, atau setara dengan keseluruhan populasi Uni Eropa) membuat pemerintah China menetapkan kebijakan-kebijakan yang menganakemaskan mereka, seperti kebijakan kepemilikan kendaraan bermotor dan properti mewah, tetapi ternyata kebijakan tersebut malah menimbulkan masalah baru, seperti polusi udara (Beijing termasuk yang terburuk) dan tidak dilaksanakan sebagai mana mestinya, sehingga meskipun telah ditetapkan adanya hukum kepemilikan properti, tetap saja hanya melindungi aset pemilik real estate, mobil, dan pemegang saham. Pada akhirnya, jika tetap seperti ini, jurang pemisah antara kaya dan miskin di China akan semakin lebar dan merupakan tantangan bagi bangsa tersebut untuk mengubah konstruk sosial dan politiknya agar dapat mempertahankan stabilitas dan kesejahteraan bangsa ini. Meskipun menunjukkan minat yang kecil dalam pemilihan umum, generasi muda China bukannya acuh dalam setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, bahkan mereka terkadang bersemangat, seperti yang ditunjukkan pada Oktober lalu ketika President Hu Jintao, berdasarkan Hong Kong’s South China Morning Post, mengabulkan protes warga kelas menengah Beijing akibat adanya larangan untuk memelihara hewan dengan tinggi lebih dari 14 inch (35 cm). Bangsa Barat mungkin harus dapat memikirkan cara untuk merangsang pembentukan terobosan baru seperti itu agar demokrasi di China dapat terbentuk, tetapi tentu saja demokrasi hanya menjadi sebuah utopia yang tidak akan pernah terjadi selama generasi muda China belum menyadari pentingnya arti politik itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar