Senin, 17 September 2007

Ringkasan pertemuan kedua

Ringkasan pertemuan 2 (menurut persepsi dion):
Pertemuan kedua lebih kepada pembahasan mengenai membuat abstrak yang baik (ingat! Pada dasarnya kegiatan membuat abstrak diadakan agar kita dapat membuat kerangka yang baik, maka menangkap kerangka penulis lain –yang sudah profesional— yang diaplikasikan dalam bentuk membuat abstrak menjadi vital). Pertemuan kedua memfokuskan kepada dua bentuk kesalahan, yaitu, variabel terbuka dan terlewatnya inti-inti tulisan yang masih banyak ditemukan didalam abstrak ‘Her Agony’.

Variabel terbuka adalah penyederhanaan dari detail-detail di artikel yang menggunakan kata umum sehingga tidak memberikan informasi lengkap dari artikel. Variabel terbuka tidak bisa berada didalam abstrak karena salah satu syarat abstrak adalah abstrak telah memiliki detail penting dari artikel. Contoh dari variabel terbuka ada pada tulisan Dekari (sori, bos, gue make tulisan lo sebagai contoh):

1) Tulisan ini membahas mengenai sebuah kenyataan baru mengenai religiusitas seorang Mother Teresa.
2) Hal tersebut disarikan dari sebuah buku berjudul "Mother Teresa: Come Be My Light", yang merupakan kumpulan dari surat-surat yang ditulis Mother Teresa.
3) Pada buku tersebut, diungkapkan keraguan-keraguan yang pernah timbul pada diri beliau, dan membuat dirinya sempat merasakan ketiadaan Tuhan selama kurang lebih 50 tahun.
4) Pergulatan batinnya pun semakin menjadi-jadi<<< VARIABEL TERBUKA akibat kemiskinan lingkungan tempat beliau menjadi pelayan Tuhan.
5) Namun selain itu semua, dikisahkan pula dialog-dialog beliau dengan Tuhan Yesus<<< VARIABEL TERBUKA, dan membuat buku ini semakin kontradiktif<<6) Bisa dikatakan, buku ini membuka tabir sisi lain dari diri seorang Mother Teresa<<< VARIABEL TERBUKA”

Jika dilihat pada kalimat empat, frase ‘semakin menjadi-jadi’ tidak memiliki detail artikel. Hal ini menyebabkan pembaca belum mendapatkan informasi lengkap dari artikel –dimana informasi lengkap adalah tujuan dari abstrak— sehingga kalimat empat (serta kelima dan keenam) masih masuk dalam kategori ringkasan jika dilihat dari ada atau tidaknya detail. Cara untuk memperbaiki kesalahan ini adalah dengan merubah frase yang masih bersifat umum menjadi lebih khusus dengan memasukkan detail. Misal: pada variabel terbuka kedua di kalimat ke lima, frase ‘dan membuat buku ini semakin kontradiktif’ dapat diganti dengan ‘yang membuat kejadian hilangnya kehadiran tuhan dari dalam diri bunda Teresa ditafsirkan berbeda-beda –pihak agama melihatnya sebagai…, pihak atheis melihatnya sebagai…, dan dari psikoanalis melihatnya sebagai…”. Dapat terlihat bahwa perbaikan membuat “kontradiksi” yang dibicarakan Dekari menjadi jelas.

Contoh variabel terbuka lain ada di abstrak Rama (no pun intended) di kalimat tiga:
3) Sepuluh tahun setelah kematiannya ditemukan surat yang berisi bahwa Mother Teresa menjalani lima puluh tahun dalam hidupnya tanpa kepercayaannya terhadap Tuhan dan surga, hal ini terjawab melalui suratnya yang berisikan bagaimana ia melihat lingkungan di dunia <<
Harusnya, untuk memberikan gambaran sesuai artikel, Rama memasukkan detail dari ‘bagaimana bunda Teresa melihat lingkungan di dunia’ dan ‘kondisi yang bunda Teresa percayai’.

Untuk mendapat gambaran tentang beda abstrak dan ringkasan, lihat gambar:





























Kesalahan kedua adalah terlewatnya inti-inti tulisan. Artikel di Time biasanya memiliki enam inti tulisan (oleh karena itu mas Adih meminta kita membuat artikel dalam enam kalimat). Dalam artikel Her Agony, dapat kita lihat bahwa tulisan cukup tercluster menjadi enam bagian besar (oleh karena itu mas Adi memilih artikel ini). Bagian tersebut adalah:
pembukaan (berisi: dikumpulkannya surat-surat bunda Teresa yang menyingkap bahwa imagenya selama ini cukup bertolak belakang dari keadaan sesungguhnya)
sumber artikel (berisi: seputar buku come be my light)
sejarah mengapa bunda Teresa terpanggil untuk menolong orang miskin di Kalkuta (berisi: kepulangannya dari istirahat dari tugas mengajar dan kejadian ia mendengar suara tuhan)
hilangnya kehadiran tuhan dari diri bunda Teresa
penjelasan mengenai fenomena ini dari tiga pendekatan
penutup (berisi: penerimaan bunda Teresa akan kondisinya)

karena tugas abstrak yang diminta mengisntruksikan agar dibuat dalam enam kalimat, harusnya tiap kalimat dalam abstrak mengcover masing-masing satu point ini. Tapi, sebagian besar peserta masih sering melewatkan satu atau lebih bagian ini karena terlalu terkonsentrasi pada satu bagian. Contoh yang akan dipakai adalah tulisan Tisa:

1) Surat-surat rahasia Bunda Teresa kepada para pastor mengungkapkan penderitaannya yang mendalam selama hampir lima puluh tahun kehidupannya sebagai seorang biarawati.
2) Selama hampir lima puluh tahun, Bunda Teresa tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam hidupnya sehingga ia sering kali merasa hampa dan tidak berarti.
3) Pertanyaannya tentang penyebab kehampaannya itu akhirnya dijawab oleh salah seorang pastor yang bernama Joseph Neuner yang mengatakan: bahwa kehampaannya itu tidak ada penyembuhnya di dunia ini; bahwa merasakan kehadiran Tuhan bukan satu-satunya bukti keberadaan Tuhan dan keinginan Bunda Teresa untuk terus merasakan Tuhan adalah tanda pasti bahwa Tuhan memang hadir secara tersembunyi dalam hidupnya; dan bahwa kehampaannya itu merupakan bagian dari spiritualitas Bunda Teresa dalam mengerjakan pekerjaan Tuhan.
4) Setelah mendapatkan jawaban itu, Bunda Teresa dapat menemukan lagi keseimbangan dalam kehidupan spiritualnya.
5) Pada akhirnya, sebelum kematiannya, Bunda Teresa meminta agar semua surat yang pernah dialamatkan kepada para pastor itu untuk dimusnahkan karena ia berpikir bahwa masyarakat akan lebih memikirkan dirinya daripada Tuhan jika surat-surat itu menjadi konsumsi publik.
6) Bunda Teresa hanya ingin segala pekerjaan yang dilakukannya di dunia merupakan pekerjaan Tuhan semata.

Kita lihat bahwa abstrak Tisa hanya mengcover tiga poin. Kalimat pertamanya mengcover poin pertama. Kalimat keduanya mengcover poin keempat. Kalimat 3-5 miliknya mengcover poin keenam (dan sebagian kecil poin kelima).

Cara untuk mengatasi kesalahan ini adalah dengan menangkap inti tulisan tiap paragraf, lalu mengelompokkan tiap inti tulisan yang membangun satu buah inti yang lebih besar lagi. Jika digambarkan sebagai berikut:
sebetulnya ada satu lagi inti pelatihan yang belum ditulis, yaitu jenis-2 kesalahan fakta yang juga banyak ditemukan di pelatihan 2. tapi, secara lebih detail, kesalahan fakta akan dibahas di ringkasan pertemuan 3. demikian, semoga ringkasan ini dapat membantu.
Cat. :Untungnya, gue berhasil membuat abstrak gue cukup bebas dari kesalahan-kesalahan ini (karena gue udah mulai latihan membuat abstrak sama mas Adi sejak liburan). So, mungkin peserta yang lain bisa melihat abstrak gue (yang sudah dijamin yang Her Agony, yang lain belum) sebagai bentuk dari hasil yang diinginkan dari pelatihan ini.


Tidak ada komentar: